https://papua.times.co.id/
Berita

Ditekan AS, Ukraina Malah Dibela Uni Eropa

Senin, 24 November 2025 - 08:01
Ditekan AS, Ukraina Malah Dibela Uni Eropa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa Ukraina harus memiliki kebebasan untuk memilih nasibnya sendiri. (FOTO: Euronews)

TIMES PAPUA, JAKARTA – Ukraina mendapat tekanan hebat dari Amerika Serikat (AS) untuk menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia serta mengurangi jumlah pasukan. Uni Eropa membelanya dengan menolak rancangan perdamaian yang disodorkan Presiden Donald Trump itu.

Para pemimpin Eropa menolak rencana perdamaian yang disodorkan Presiden AS, Donald Trump untuk mengakhiri perang Ukraina, karena poin-poinnya dinilai kontroversial. Draft yang disodorkan itu jauh dari penyelesaian akhir. 

Ukraina berada di bawah tekanan "luar biasa" untuk menerima atau meninggalkan kesepakatan yang disodorkan AS itu.

Para pemimpin Eropa mengatakan,  draf yang terdiri dari 28 poin yang disodorkan Amerika Serikat untuk Ukraina itu adalah "rancangan" dan harus diamandemen untuk memuat tuntutan mereka.

Para pemimpin Eropa yang terdiri dari Kanselir Jerman, Perdana Menteri Inggris, dan Presiden Prancis itu menyatakan kekhawatiran adanya permintaan agar tentara Ukraina dikurangi dalam penyelesaian dengan Rusia.

Mereka berpendapat, bahwa poin-poin terkait keamanan Eropa dan NATO, harus disetujui oleh Eropa dan sekutu terlebih dahulu.

"Kami prihatin dengan usulan pembatasan terhadap angkatan bersenjata Ukraina," demikian bunyi pernyataan tersebut.

"Kami juga menegaskan kembali bahwa penerapan elemen-elemen yang berkaitan dengan Uni Eropa dan NATO memerlukan persetujuan dari masing-masing anggota Uni Eropa dan NATO," tambah mereka.

Pernyataan tersebut kemudian diadopsi oleh Presiden Dewan Uni Eropa Costa, Presiden von der Leyen, Perdana Menteri Kanada Carney, Presiden Finlandia Stubb, Presiden Macron, Kanselir Jerman Merz, Perdana Menteri Martin, Perdana Menteri Italia Meloni, Perdana Menteri Jepang Takaichi, Perdana Menteri Belanda Schoof, Perdana Menteri Store, Perdana Menteri Sanchez, Perdana Menteri Inggris Starmer dan Donald Tusk dari Polandia.

Para pemimpin Uni Eropa yang berjumlah 27 orang itu akan bertemu lagi, Senin (24/11/2025) hari ini.

Keinginan Rusia

Senator AS mengklaim, bahwa Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio telah memberitahu mereka, bahwa draft perdamaian yang disodorkan pada Ukraina itu adalah "daftar keinginan Rusia".

Gedung Putih juga mengatakan bahwa Marco Rubio dan utusan Trump, Steve Witkoff menyebut pembuatan proposal perdamaian 28 poin yang didukung AS yang telah bocor selama sebulan itu juga atas partisipasi dari Rusia dan Ukraina.

Namun Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada hari Sabtu bahwa proposal 28 poin untuk menyelesaikan perang Rusia melawan Ukraina, yang dipandang menguntungkan itu diakui "dibuat oleh AS".

"Proposal perdamaian ini disusun oleh AS. Proposal ini ditawarkan sebagai kerangka kerja yang kuat untuk negosiasi yang sedang berlangsung," tulis Rubio di X.

"Proposal ini didasarkan pada masukan dari pihak Rusia dan masukan sebelumnya dan yang sedang berlangsung dari Ukraina," tambah Rubio.

Komentar Marco Rubio itu muncul ketika para anggota parlemen yang kritis terhadap cara pendekatan Presiden Donald Trump dalam mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Mereka mengklaim bahwa Menteri Luar Negeri telah memberi tahu mereka bahwa rencana perdamaian yang Trump desakkan agar diterima Kyiv itu adalah "daftar keinginan" Rusia dan bukan proposal aktual yang menawarkan posisi Amerika Serikat.

Persyaratan Utama Eropa

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mendesak dalam sebuah pernyataan bahwa Ukraina harus memiliki kebebasan untuk memilih "nasibnya sendiri", seraya menambahkan bahwa keterlibatan Uni Eropa dalam membantu mengamankan dan memelihara perdamaian di Ukraina harus diakui dan diintegrasikan ke dalam rencana perdamaian Ukraina.

Hal ini terjadi saat perundingan damai Ukraina antara Washington, Ukraina, dan sekutu Eropanya sedang berlangsung pada hari Minggu di Jenewa, Swiss.

Von der Leyen mengatakan, tidak boleh ada pembatasan terhadap tentara Ukraina dan Eropa harus ikut serta. 

 "Sentralitas Uni Eropa dalam mengamankan perdamaian bagi Ukraina harus tercermin sepenuhnya," ujar von der Leyen, seraya memaparkan elemen-elemen kunci lainnya untuk setiap perjanjian perdamaian yang berkelanjutan dan langgeng di Ukraina.

Uni Eropa juga menetapkan persyaratan utamanya Berbicara dari Johannesburg, Von der Leyen menyerukan diakhirinya pembunuhan di Ukraina dalam pesannya kepada para peserta pertemuan paralel di Swiss.

Ia mengatakan setiap rencana perdamaian yang kredibel dan berkelanjutan harus terlebih dahulu menghentikan pembunuhan dan mengakhiri perang, tanpa menabur benih konflik di masa mendatang.

Menurutnya, Uni Eropa telah menyepakati elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk mencapai perdamaian abadi, antara lain;

- "Pertama, batas wilayah tidak bisa diubah dengan paksa."

- "Kedua, sebagai negara berdaulat, tidak boleh ada pembatasan terhadap angkatan bersenjata Ukraina yang akan membuat negara tersebut rentan terhadap serangan di masa mendatang yang juga bisa merusak keamanan Eropa."

- "Ketiga, sentralitas Uni Eropa dalam mengamankan perdamaian bagi Ukraina harus tercermin sepenuhnya."

Cetak biru 28 poin yang digarap Amerika Serikat untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung selama hampir empat tahun itu telah menimbulkan kekhawatiran bagi Ukraina dan seluruh Eropa karena terlalu memihak ke Rusia. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Papua just now

Welcome to TIMES Papua

TIMES Papua is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.