TIMES PAPUA, PONOROGO – Dunia pendidikan Jawa Timur kembali dihebohkan dengan prestasi gemilang dari pelajar madrasah. Tiga siswi berbakat dari MAN 2 Ponorogo berhasil menorehkan tinta emas sebagai pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Sejarah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur.
Keberhasilan ini sungguh membanggakan, mengingat tim dari MAN 2 Ponorogo harus menyisihkan sedikitnya 250 peserta lain dari berbagai sekolah dan madrasah yang tersebar di seluruh Jawa Timur, menjadikan ajang ini salah satu yang paling bergengsi dalam kompetisi sejarah di tingkat provinsi.
Revitalisasi Budaya Lokal Melalui Sentuhan Digital
Ketiga siswa cerdas yang menjadi pahlawan prestasi ini adalah Zulfaida Nuril Aulia, Anissa Tri Yulianti, dan Zahra Latifatul Amri. Mereka membawakan ide yang sangat orisinal dan visioner.
Syiir Ujud-ujudan merupakan tradisi lisan yang sarat nilai sejarah dan spiritual, warisan dari Pesantren Tegalsari Ponorogo yang didirikan oleh Kiai Ageng Muhammad Besari.
Melalui karya ilmiahnya, tim MAN 2 Ponorogo melihat potensi besar untuk melestarikan dan mengenalkan warisan budaya yang tergolong klasik ini kepada generasi muda masa kini.

"Kami ingin membuktikan bahwa sejarah dan budaya lokal tidak harus dipelajari dengan cara yang kaku," ujar Zulfaida Nuril Aulia,salah satu anggota tim kepada TIMES Indonesia,Kamis (6/11/2025).
"Dengan menjadikannya sebagai konsep game digital, kami berharap Syiir Ujud-ujidan Tegalsari bisa lebih dikenal, diminati, dan dipraktikkan oleh anak muda, sekaligus menjadi ikon kekayaan sejarah Ponorogo," imbuhnya.
"Inovasi ini dinilai para dewan juri sebagai terobosan yang cemerlang. Mereka berhasil memadukan unsur sejarah lokal yang kaya, warisan Islam di Nusantara, dengan media modern berupa game edukatif (edugame manuscript hunt).
Pemanfaatan teknologi ini dianggap efektif dalam menanamkan kesadaran historis dan kecintaan terhadap budaya di kalangan generasi Z," imbuh Zulfaida Nuril Aulia.
Momentum Kebangkitan Sejarah Lokal
Lomba LKTI Sejarah Disbudpar Jawa Timur memang dikenal sebagai barometer kreativitas pelajar dalam mengulas dan menggali potensi sejarah lokal.
Kemenangan tim MAN 2 Ponorogo ini menunjukkan bahwa sejarah lokal, bahkan yang berbentuk tradisi lisan seperti Syiir Ujud-ujudan, memiliki nilai jual dan daya saing yang tinggi jika dikemas secara kreatif dan relevan.
Kepala MAN 2 Ponorogo Agung Drajadmono menyampaikan rasa bangga yang mendalam atas capaian siswanya. Ia berharap, ide inovatif ini tidak berhenti sebatas kompetisi, namun dapat diimplementasikan menjadi produk nyata yang bermanfaat bagi pelestarian budaya dan promosi pariwisata Ponorogo.
"Prestasi ini sekali lagi menegaskan posisi Ponorogo sebagai lumbung kreativitas dan inovasi pelajar di Jawa Timur, khususnya dalam bidang karya tulis ilmiah dan pengangkatan nilai-nilai budaya lokal," tukasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Inovasi Game Sejarah, Siswi MAN 2 Ponorogo Juara di Tingkat Jatim Kalahkan 250 Peserta
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Ronny Wicaksono |