https://papua.times.co.id/
Berita

Siaga Satu, Wamentan RI Ajak Peternak di Banyuwangi Lawan Wabah PMK

Minggu, 05 Januari 2025 - 20:55
Siaga Satu, Wamentan RI Ajak Peternak di Banyuwangi Lawan Wabah PMK Wamentan, Sudaryono, saat doorstop di peternakan sapi perah PT Bumi Rojo Koyo, Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia).

TIMES PAPUA, BANYUWANGI – Sebagai upaya menanggulangi wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) yang mengancam sektor peternakan, Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan RI), Sudaryono mengajak peternak di Kabupaten Banyuwangi untuk segera melakukan vaksinasi pada hewan ternak.

Dalam kunjungan kerjanya ke peternakan sapi perah PT Bumi Rojo Koyo di Desa Gumuk, Kecamatan Licin, Banyuwangi, pada Minggu (5/1/2025), Sudaryono menekankan pentingnya vaksinasi berkala untuk memastikan kesehatan ternak dan menghindari wabah penyakit.

“Selama Natal dan Tahun Baru ini, kami tidak libur. Semua petugas di seluruh sektor peternakan diminta untuk siaga satu dalam menangani wabah penyakit. Jika ditemukan wabah, kita langsung bisa eksekusi termasuk juga program vaksinasi,” kata mas Dar sapaan akrabnya, Minggu (5/1/2025).

Mas Dar menyebut, di Indonesia, terdapat sekitar 500 ribu sapi perah yang hampir seluruhnya telah divaksinasi. Pemerintah mendorong vaksinasi tidak hanya pada sapi perah tetapi juga pada sapi pedaging yang dimiliki oleh peternak rumahan dan kelompok.

“Kami ingin memonitor dari hari ke hari karena wabah ini seperti Covid, kalau satu kena jangan sampai nular ke lainnya,” ucapnya.

Mas Dar juga mengimbau para peternak Banyuwangi untuk tidak menunggu bantuan pemerintah terkait pengadaan vaksin PMK. Dia mendorong agar peternak bisa mengambil langkah cepat dengan membeli vaksin secara mandiri.

“Tentu vaksin ini menjadi tanggung jawab kita. Kalau tidak bisa dapat bantuan vaksin gratis bisa membeli secara mandiri dengan harganya yang nggak mahal antara Rp 17 ribu sampai Rp 25 ribu,” cetusnya. 

“Kementerian Pertanian tidak tidur. Target kita adalah memastikan semua ternak dalam kondisi sehat dan wabah penyakit dapat dikendalikan,” imbuhnya.

Pemerintah juga mengambil langkah antisipatif dengan memperketat pengawasan terhadap impor sapi hidup. Di bawah peraturan pemerintah baru, sapi hidup dapat diimpor dari Brazil. 

Keputusan ini didasarkan pada populasi sapi tropis yang besar di Brazil, yang lebih cocok untuk dibudidayakan di Indonesia.  “Brazil ini zona base dari PMK dan tinggal menunggu waktu hingga mendapatkan sertifikat bebas PMK,” tutur Mas Dar.

Upaya kolaboratif dan kejelian dalam pelaksanaan vaksinasi serta pengawasan ketat terhadap impor sapi hidup menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan ternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.

Harapannya dengan langkah-langkah ini, sektor peternakan di Kabupaten Banyuwangi dan di Indonesia dapat terus berkembang, mendukung ketahanan pangan nasional, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. (*)

Pewarta : Muhamad Ikromil Aufa (MG)
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Papua just now

Welcome to TIMES Papua

TIMES Papua is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.